Senin, 16 Februari 2009

Pengendalian Kualitas

Pengertian kualitas adalah suatu pengendalian kualitas bagi produk dimana produk itu mampu memenuhi kebutuhan atau keinginan para konsumen. Kualitas suatu produk merupakan salah satu kunci bagi kemajuan dan kesuksesan suatu perusahaan. Perusahaan yang mempertahankan akan kualitas produk itu akan lebih bermanfaat bagi pengurangan biaya produksi dan akan sukses dalam pemasaran dan diterima oleh konsumen serta pada akhimya akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan yang memproduksinya.

Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas menurut Sritomo Wigujosoebroto (252 : 2003 ) merupakan suatu sistem verifikasi dan penjagaan / perawatan dari suatu tingkatan / derajat kualitas pproduk atau proses yang di kehendaki dengan cara perencanaan yang seksama , pemakaian peralatan yang sesuai , inspeksi yang terus menerus , serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Dengan demikian hasil yang diperoleh dengan kegiatan pegendalian kualitas benar‑benar bisa memenuhi standar yang telah direncanakan.

Tujuan diadakannya pengendalian kualitas adalah menyediakan suatu alat baru yang membuat pemeriksaan proses menjadi lebih efektif (Eugene L. Grant & Richard S. Leavenworth, 1993, 28), dan untuk mendapatkan gambaran bahwa spesifikasi produk yang telah ditetapkan apakah masih sesuai dengan kualitas standar atau perlu pengecekan terhadap kesalahan‑kesalahan yang terjadi, sehingga dapat menurunkan kualitas produk tersebut.

Beberapa pendukung dalam rangka pengendalian kualitas

1. Lembar formulir pencatatan

Lembar formulir pencatatan menggambarkan formulir yang digunakan untuk mencatat data bagian kendali untuk bagian yang ditolak. Penggunaan lembar formulir pencatatan bertujuan untuk :

a. Menyusun data secara otomatis, sehingga data itu dapat digunakan dengan mudah.

b. Memudahkan proses pengumpulan data, terutama untuk mengetahui bagaimana suatu masalah sering terjadi. Penggunaan lembaran formulir pencatatan untuk membantu mentabulasikan banyaknya kejadian dan suatu masalah tertentu.

c. Mengumpulkan informasi mengenai letak sesuaian tentang yang diamati dimasukkan ke dalam lembar catatan dengan memperlihatkan butir‑butir yang diperiksa dan jumlah butiran yang ditolak.

2. Diagram Pareto

Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe‑tipe yang tak sesuai. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh graft batang pertarna yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah. Serta ditempatkan pada sisi paling kanan, pada dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagi alat interpretasi untuk :

  1. Untuk menghitung persentase frekuensi untuk setiap kategori dan frekuensi komulatif.
  2. Memfokuskan perhatian pada berita kritis dan penting melalui pembuatan rangking terhadap masalah-masalah atau penyebab dalam bentuk yang signifikan.
  3. Menentukan frekuensi relatif dan urutan penting masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada.



3. Diagram sebab akibat

Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab akibat. Diagram sebab akibat dipergunakan untuk menunjukan faktor

faktor penyebab dan karakteristik. Kualitas (akibat) yang disebabkan oleb faktor, penyebab itu, pada dasarnya diagram sebab akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan‑kebutuban berikut :

  1. Membantu mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah.
  2. Mencari sebab‑sebabnya dan mengambil tindakan korektif
  3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian factor lebih lanjut.
  4. Menyeleksi metode analisis untuk penyelesaian masalah.

    4. Peta Kontrol

    Peta kontrol merupakan salah satu alat terpenting dalam pengendalian kualitas, adalah bagan kendali Shewart, dinamakan demikian karena teknik ini dikembangkan oleh Dr. Walter Andrew Shewart pada tahun 1920 sewaktu ia bekerja pada Bell Telephone Laboratories.

    Peta kontrol adalah suatu grafik perbandingan data performans proses, untuk menghitung bibit kontrol yang digambarkan sebagai garis limit pada peta tersebut.

    Peta kontrol berfungsi untuk mengendalikan proses produksi, mempelajari kecendrungan proses serta, mempelajari hubungannya dengan spesifikasi.

    Pada dasarnya setiap peta kontrol memiliki:

  5. Garis tengah, yang biasa dinotasikan sebagai Center Line (CL)
  6. Sepasang batas kontrol yang membatasi suatu proses terkendali atau tidak terkendali, dimana suatu batas kontrol ditempatkan di atas garis tengah yang dikenal sebagai batas kendali atas (BKA) = Upper Control Limit (UCL), dan yang satunya dibawah garis tengah disebut batas kendali bawah (BKB) = Lower Control Limit (LCL)

c. Tebaran nitai‑nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari proses. Jika semua nilai‑nilai yang ditebarkan pada peta itu berada didalam batas batas kontrol tanpa memperlihatkan kecendrungan tertentu, maka proses berlangsung dianggap sebagai berada dalam keadaan terkontrol secara statistika. Namun jika nflai‑nilai yang ditebarkan pada peta itu di luar batas kontrol, maka proses yang berlangsung dianggap di luar batas kontrol, sehingga perlu diambil tindakan korektif untuk memperbaiki proses yang ada.

0 komentar: