Proses produksi dapat dikatakan sebagai teknik atau metode yang dipakai untuk meningkatkan kegunaan barang dan jasa, di mana kemajuan ilmu pengetahuan den teknologi telah menjanjikan banyak pilihan sekaligus resiko yang terkandung.
Di negara yang sedang berkembang, proses produksi tidak menekankan pada efisiensi, tetapi juga memperhitungkan hal-hal lain yang terjadi di lingkungan sekitar, seperti menciptakan lapangan kerja, sehingga perlu dipertimbangkan teknologi yang mendorong padat karya. Tentu saja, keadaan semacam ini tidak dapat disamaratakan, tetapi perlu diteliti kasus demi kasus. Untuk menghasilkan produk tertentu, kadang-kadang dikenal lebih dari stu macam proses produksi, misalnya:
- minyak ringan dapat dihasilkan dari proses perengkahan dengan katalis atau dengan panas.
- bensin bermutu tinggi dapat diproduksi dengan proses alkilasi atau polimerasi.
- pembuatan besi baja dapat dibuat dengan proses bessemer atau tunggku terbuka.
Memungkinkannya pemilihan proses produksi pada pembuatan suatu produk, memaksa produsen untuk memproduksi suatu produk dengan metode terbaik, di mana metode yang dipilih selain mempertimbangkan biaya, juga perlu mempertimbangkan:
- Ketersediaan bahan baku
- Teknologi yang akan dipakai, apakah telah terbukti keandalannya atau belum
- Adakah teknologi baru yang dapat menciptakan efisiensi kerja.
Jenis Teknologi Proses Produksi
Pemilihan teknologi proses produksi berarti memilih proses menghasilkan produk atau pelayanan, termasuk jenis teknologi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.
Setelah keputusan pemilihan dijatuhkan, tindakan selanjutnya adalah menentukan denah, jenis peralatan, fasilitas penunjang, dan desain-engineering yang diperlukan.
Pada dasarnya, dikenal dua jenis teknologi proses produksi, yaitu kontinu dan intermittent atau batch.
Proses Kontinu
Proses ini umumnya dimaksudkan untuk menghasilkan volume output yang besar. Karena sifat operasinya yang berulang-ulang (repetitive), maka dapat dicapai optimasi dan efisiensi yang tinggi dalam penggunaan sumber daya, baik peralatan maupun manusia sebagai tenaga kerja.
Contoh proses ini terdapat pada perusahaan manufaktur yang menghasikan keperluan sehari-hari, seperti televisi, mesin cuci, kipas angin dan lain-lain. Industri-industri seperti instalasi kilang minyak, pupuk, petrokimia juga menerapkan proses kontinu.
Proses Intermittent atau batch
Proses ini digunakan bila pabrik menangani bermacam-macam proses yang berbeda. Misalnya, satu set rangkaian peralatan tertentu disusun untuk memproses atau pabrikasi sau agregat atau batch produk tertentu, kemudian dihentikan dan diset kembali untuk memproses jenis produk lain yang berbeda. Peralatannya terdiri dari mesin-mesin yang berfungsi multipurpose sehingga lebih fleksibel, yaitu dapat memenuhi lebih dari satu variasi produk.
Volume produksi umumnya di bawah proses kontinu dengan harga satuan yang lebih tinggi karena sifatnya yang multipurpose.
Selain itu, dikenal juga proses yang disebut sebagai otomatisasi dan CAM.
Proses produksi ini meminimalkan penggunaan tenaga kerja di mana tugas-tugasnya digantikan dengan peralatan atau mesin (sistem terkomputerisasi).
Beberapa keuntungan otomatisasi adalah dapat menghasilkan produk yang seragam, berulang-ulang dalam waktu yang lama, dan jumlahnya yang besar. Tidak ada masalah kejenuhan dan kejemuan seperti pada tenaga verja. Sedangkan kerugiannya adalah kurang fleksibel dan memerlukan modal investasi yang tinggi dikarenakan peralatan yang mal.
Sedangkan CAM (Computerized Arded Manufactur) adalah penggunaan komputer untuk mengendalikan proses produksi. Sistem ini menggantikan fungsi tenaga kerja dengan mesin, di mana pemakaiannya yang paling umum adalah untuk menangani material berbahaya, beracun, atau tugas-tugas yang menjemukan.